Diberdayakan oleh Blogger.

Archive for 2014

Dua Hal Kegagalan dalam Berbisnis





 Dua Hal Kegagalan Dalam Berbisnis

Di saat-saat terakhir, sedikit-demi sedikit aku mulai undur dari bisnis tersebut. Dan hal yang paling membuat aku terpukul adalah saat aku didera rangking 21 di akhir semester 2 kelas 10. Kejadian itu membuat aku semakin meninggalkan bisnis tersebut. Namun, Suatu kali ada suatu telpon yang mendering di rumahku, saat itu aku ditawari oleh pamanku untuk menjualkan speaker portable ke teman-teman sekolahku, cukup teman sekolahku. Aku berpikir sejenak, dan aku memutuskan untuk melakukannnya karena peluang tersebut merupakan peluang yang cukup baik, tidak perlu terus keluar rumah serta cukup menawarkan di sekolah. Mungkin di tawarkan pada saat jam istirahat atau jam kosong saja. Sekali lagi ternyata hal tersebut bukanlah suatu yang mudah. Sangat sulit sekali untuk menjualkan barang tersebut dengan harga 275.000 per buahnya. Memang, jika dipikir secara logika uang seebesar 275.000 merupakan uang yang sangat besar di mata para pelajar. Sedikit-demi sedikit aku mulai undur lagi dari peluang tersebut.

Aku dapat melihat sebab-sebab kegagalanku dan mulai sekarang akan terus kusimpan dalam-dalam serta kucatat di dalam benak pikiranku bahwa untuk di kesempatan yang lain aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Aku akan terus berjuang, tekun, ulet, disiplin, dan menekankan etos kerja untuk bekerja keras tanpa kenal menyerah sampai aku meraih impianku. Memang orang lain pikir mustahil. Namun, dengan kerja keras dan disertai Tuhan di sisiku tidak ada yang mustahil.

Pelajaran Berharga dalam Sebuah Pencarian





Pelajaran Berharga dalam Sebuah Pencarian

Perjuanganku dalam berbisnis terus berlanjut. Aku menemani temanku yang baru join untuk mengajak temannya yang lain untuk kupresentasi atau kujelaskan tentang sistem bisnis yang kujalani ini. Ternyata sangat unik sekali teman-temannya. Banyak persoalan hidup yang telah dihadapi teman-temannya itu. Salah satunya yang tidak perlu kusebutkan namanya adalah seorang yang seumuran denganku yang bapaknya terjerat oleh hutang membuatnya harus bekerja banting tulang untuk adik-adiknya dan ibunya. Dia memulai pekerjaannya sebagai pelayan di suatu restoran. Namun untuk menjadi pelayan juga banyak permasalahan yang dihadapinya. Salah satunya adalah dia dianggap mencuri uang yang ada di kasir dan hal tersebut membuatnya dipecat.

Dari cerita tersebut aku dapat menyimpulkannya bahwa dunia kehidupan tidaklah semudah kita saat belajar di sekolah. Kehidupan sangatlah berliku-liku dan mempunyai banyak hikmah. Terus jadikan kegagalan sebagai pembelajaran untuk menuju kesuksesan. Sekali lagi aku sangat bersyukur dapat belajar tentang kehidupan dari pengalaman orang lain.

Pengalaman Berharga dalam Berbisnis




Pengalaman Berharga dalam Berbisnis
Pada semester 2 kelas 10 di sma aku sempat mengikuti suatu bisnis dan saat itu hatiku sedang geram-geramnya dalam memulai bisnis tersebut. Pada bisnis yang pertama aku memulainya dengan bisnis MLM yaitu multilevel marketing yang dimiliki oleh perusahaan DNI. Mungkin banyak diantara perusahaan ini adalah pulsa. Cara kerja bisnis ini hanya dengan menjual kartu chip. Aku sangat mengebu-gebu waktu itu karena di dalam diriku serasa inilah waktu untuk memulai suatu bisnis. Awalnya aku berpikir bahwa bisnis ini adalah  bisnis yang sangat mudah karena bisnis ini hanya membutuhkan jasa untuk mencari teman agar mereka join sehingga aku  memperoleh komisi. Namun, hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Sangat sulit sekali untuk mencari teman untuk join. Satu teman saja kuperoleh dalam jangka waktu yang cukup lama. Banyak sekali alasan mereka untuk tidak join. Dari yang masih belum punya uang, tanyak orang tua, dal lain-lain. Padahal pada akhirnya mereka tidak jadi join.

Dari semua hal yang kulakukan aku terus berjuang dengan tidak kenal menyerah. Sehingga suatu kali aku menemui teman lamaku yang dimana dia adalah anak seorang pemulung. Aku langsung menawarkan bisnis tersebut untuk membantunya. Dia juga langsung merespon untuk join. Karena dia tidak mempunyai modal untuk join aku menemaninya untuk mencari pinjaman. Suatu kejadian yang sangat tiba-tiba terjadi yaitu dompet seseorang jatuh dan ternyata di dalam dompetnya berisi uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Tanpa panjang lebar, aku segera mencari alamat untuk mengembalikannya. Di perjalanan untuk mengembalikannya ternyata tidak mudah, mencari rumah orang tersebut yang berputar-putar dari satu desa ke desa yang lain membuat kami kesulitan. Namun, kami serasa lega ketika menemukan rumah dari pemiliknya. Pemiliknya dengan rasa terimakasih memberikan uang imbalannya sebesar 100 ribu kepada saya. Dengan senag hati, kami menerimanya karena temanku membutuhkannya untuk join. Pada waktu pulang rasanya hatiku sangat senang dan gembira sekali, karena meskipun sulit dan banyak tantangan aku memperoleh pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupanku dan dari hal tersebut aku mendapatkan bukti bahwa partner atau rekan kerja sangat berharga karena kita bisa saling membantu, mendorong, memotivasi antara satu dengan yang lain. Aku serasa memperoleh kuliah atau pelajaran kehidupan dalam pengalaman tersebut. 

Kehidupan dalam Cara Proses dan Cara Instan





Kehidupan dalam Cara Proses dan Cara Instan
Dalam menjalani sesuatu seringkali kita berpikir untuk menjalani dengan cara cepat atau instan yang hasilnya tidak efektif dalam menjalani kehidupan. Dalam permasalahan tersebut, juga tidak banyak orang suka menjalani kehidupan dengan suatu proses dimana hal tersebut adalah awal mula untuk menuju kesuksesan

Dalam lingkup kehidupan, cara instan adalah cara untuk melakukan sesuatu tanpa adanya kerja keras dalam kehidupan kita. Sedangkan cara proses adalah cara yang dilakukan berdasarkan tahap-tahap yang dilakukan sedikit-demi sedikit dengan kerja keras yang pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang kita inginkan.

Memang sebagai orang yang tidak sempurna kiranya kita pernah melakukan suatu hal yang menyimpang. Cara proseslah yang dapat menempa kita menjadi pribadi yang utuh akan pengalaman untuk menghadapi segala permasalahan baik besar maupun kecil. Tetapi, seringkali kita tidak menggunakan cara tersebut. Kita cenderung menggunakan cara instan. Contohnya: Jika besok ada ulangan, padahal hari ini ada tugas banyak. Tentulah kita akan bingung apakah hari ini mengerjakan tugas setelah itu besok pada waktu ulangan mencontek, atau hari ini belajar tetapi besok nyosor bangun pagi-pagi untuk kerjain tugas dan semua hal tersebut pasti hasilnya kurang maksimal. Oleh karena itu, kita cenderung mencontek dan memakai cara instan.

Dari contoh tersebut, saya dapat mengilustrasikannya seperti halnya mie instan. Di saat kita kepepet dan lapar bukan main, mau tidak mau kita pasti mengonsumsinya dan di saat kita mengonsumsinya pasti kita sangat menikmati mie instan tersebut. Seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari, disaat kita kepepet dan belum belajar pastinya mau tidak mau kita pasti melakukannya dan pada saat melakukannya kita pasti menikmatinya. Tetapi tunggu dulu, Mie instan setelah dikonsumsi pastinya ada jeda atau hari untuk tidak mengonsumsinya. Begitu pula dengan kita di saat kita melakukan hal tidak benar, seperti mencontek. Kita harus berpikir lagi, memang saat ini mencontek, tetapi untuk hari ke depan tidak akan mencontek dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengerjakan sendiri. Sehingga jika melakukan hal tersebut(dalam ilustrasi mie instan) kita akan tetap sehat. Dan dalam kehidupan sehari-hari akan terus berkembang dan selalu menigkat.

Dalam hal persentase, saya dapat katakan pertama 70% mengerjakan 30% mencontek, lebih baik lagi 99% mengerjakan 1% mencontek, jauh lebih sempurna lagi 100% mengerjakan  0% mencontek. Dari persentase tersebut bisa saya simpulkan, sebagai manusia pastinya kita tidak sempurna, tetapi jika kita mau berusaha semaksimal mungkin saya yakin kita pasti bisa. Dan semua hal tersebut intinya adalah proses. Memang pertama kita hanya bisa 70% mengerjakan 30% mencontek, Setelah itu 99% mengerjakan dan 1% mencontek, dan pada akhirnya 100% mengerjakan dan 0% mencontek. Dengan kerja keras kita menghasilkan sesuatu semaksimal mungkin. Itulah yang dinamakan proses, lakukan sedikit demi sedikit dari hal kecil yang pada akhirnya akan membuahkan hasil besar yang tidak  terduga. Sebelum melakukan hal tersebut berpikirlah untuk pantang menyerah dan lakukan yang terbaik terlebih dahulu yang kamu anggap bisa. Dan jangan melupakan satu hal yang sangat penting. Mulailah dan akhirilah segala usahamu dengan berdoa kepada Tuhan.

- Copyright © Dave Andrew - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -